Ilmu Budaya Dasar
Manusia Dan Cinta Kasih
Billy Jodhi
S
12114162
1KA08
Sistem
Informasi
Fakultas
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Kata Pengantar
Puji syukur
saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyusun
dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul Manusia Dan Cinta kasih dengan
lancar dan rapi.
Manusia dan
Cinta Kasih merupakan salah satu materi dalam salah satu mata kuliah di
Universitas Gunadarma yaitu Ilmu Budaya Dasar (Softskill).
Penyusunan makalah
ini tidak terlepas dari berbagai sumber yang saya kumpulkan dan saya susun dari
berbagai pihak yang saya satukan dan saya rangkum.
Saya
menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekuranganan dalam
penyusunan/penulisan makalah ini. Mohon dimaafkan dan dimaklumi. Terima kasih.
Penyusun
Billy Jodhi
S
MAKALAH MANUSIA dan CINTA KASIH
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Cinta merupakan pengalaman yang sangat
menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya
masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin
bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana
penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita
romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang hakikat
cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan
makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari
bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang punjagga
terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat
erat dalam kehidupan dan tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah
selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan
cinta, mereka butuh akan cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang
tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir
tentang apa dan bagaimana cinta itu,
cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni
lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita
terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena
itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih,
agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih
yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada
akhirnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka berikut
penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah pengertian cinta kasih tersebut?
Apa sajakah macam-macam cinta itu menurut
ajaran agama?
Apakah pengertian kasih sayang?
Bagaimana cara mewujudkan cinta kasih ?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembahasan makalah
ini, yaitu berdasarkan rumusan masalah diatas .
Untuk memahami makna cinta kasih
Untuk mengetahui macam-macam cinta menurut
ajaran agama
Untuk memahami makna kasih sayang
Untuk cara mewujudkan rasa cinta kasih dan
sayang agar hidup tentram dan damai tercapai
Bab II Pembahasan
2.1
Pengertian Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian
cinta kasih, yaitu :
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa
sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh
belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga
kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta
kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang
disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti
yang hamper sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai.
Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya
Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan
member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling
penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi.
Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan,
tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta
itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan.
Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya
untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga
panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah
adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak
bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur
cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka
cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah
perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan
(Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang
diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang
diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2.2 Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta
dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia,
tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh
dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan
diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri.
Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau
Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur’an.
Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga
diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng
aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai
segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia
membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa
sakit, penyakit dan mara bahaya. Al
–Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala
sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad
SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan
memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala
keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan
manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta,
yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala
sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan
kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus
agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup
lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa
putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,”
(QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya
tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada
diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat
kebajikan pada mereka.
2.
Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah
ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti
yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan
sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan
pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam
cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah
terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian bisa
merelisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada
orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri
mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada
mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja
dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan
istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah
Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi
penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta
keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap
anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan
memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami
seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya
tidak terjalin oleh ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu
jiwa modern berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan,
melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada
anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,
kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting
bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia
meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an
diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak
jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas
kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh
terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu
berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam
perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan
yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan mereka sndiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling
jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang
luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang
manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi
maha penyayang” (QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada
Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya
dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini
pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan,
semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah
sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah
cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik
dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
2.3 Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum
bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan
cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang
merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya
itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan
keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu
keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir
dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan
watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian
orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi
secara timbal balik antara orang tua dan anak.
2.4
Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan
sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara :
Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya
sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara
wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju
yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
1 .Cara mewujudkan cinta pada sesama
manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang
bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti,
saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis
berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita
luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah
International (1863).
2. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar
cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang
ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di sudah di
ikat pernikahan di dasari percintaan.
3. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih
sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak dikandung,
melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun dan
doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari
segala kesusahan.
4. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa
menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah,
memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.
5. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang
teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang kokoh
dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan yang sudah
di tentukan Nya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan
mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig,
amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik
kesimpulan :
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat
terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur
yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga
Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper
sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yitu cinta lebih mengandung
pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan
untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta
itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang
diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang
dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa
sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis
berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Selanjutnya penulis juga mengharapkan
kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
Daftar Pustaka
Alamsyah, M 1987. Budi Nuarani Filsafat
Berikir. Jakarta :Titik Terang.
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku
Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Poedjawijatna, I.R. 1986. Etika, Filsafat
Tingkah Laku. Jakarta : Bina Aksara.
Faisal, Sanapiah dan Mappiare. Tanpa Tahun.
Demensi-Demensi Psikologi. Surabaya : Usaha Nasional.
From.Erich. 1983. Seni Mencintai. Jakarta:
Sinar Harapan
Muchji Achmad dan Nugroho Widyo 1996.Ilmu
Budaya Dasar.Seri Diktat Kuliah Universitas Gunadarma.Depok
http://ibd99.blogspot.com/2012/12/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar